Senin, 01 Juni 2020

Video Dokumentasi dan Galleri Kegiatan Asrama


  
Video Kegiatan Santri Asrama
_________________________________________


     
____________________

Hafalan Doa dan Bacaan Shalat

Ceramah Pendek, Abid Shalih



Menghafal Alqur’an

Sejak awal turunnya, Al-Quran memang dihafal. Rasulullah sendiri adalah orang pertama yang menghafal Al-Quran, kemudian disusul oleh para sahabatnya. Dari penamaan “Al-Quran”, kemudian disusul oleh para sahabatnya. Dari bacaan yang diterima melalui pendengaran, sehingga proses transmisi Al-Quran pun tiada lain adalah dengan hafalan, adapun tulisan hanya sebagai penunjang.

Namun, banyak orang saat ini justru terlena dengan adanya mushaf Al-Quran. Tak sedikit yang akhirnya menganggap bahwa menghafal Al-Quran sudah bukan sesuatu yang diperlukan. Ada juga yang menganggap bahwa yang penting paham dan tak perlu hafal. Padahal, ulama yang mereka pegang pemahamannya saja tidak pernah memisahkan antara menghafal dan memahami, bahkan mereka sendiri adalah para penghafal Al-Quran.

Sesungguhnya menghafal Al-Qur’an itu adalah ibadah, dimana pelakunya mengharapkan wajah dan pahala Allah di akhirat. Tanpa niatan ini, dia tidak akan mendapatkan pahala bahkan akan disiksa karena memalingkan ibadah ini ke selain Allah Azza Wajalla.

Membaca Al Quran adalah perdagangan yang tidak pernah merugi


الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29)

لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ  (30)

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).