Senin, 01 Juni 2020
Video Dokumentasi dan Galleri Kegiatan Asrama
Menghafal Alqur’an
Namun,
banyak orang saat ini justru terlena dengan adanya mushaf Al-Quran. Tak sedikit
yang akhirnya menganggap bahwa menghafal Al-Quran sudah bukan sesuatu yang
diperlukan. Ada juga yang menganggap bahwa yang penting paham dan tak perlu
hafal. Padahal, ulama yang mereka pegang pemahamannya saja tidak pernah
memisahkan antara menghafal dan memahami, bahkan mereka sendiri adalah para
penghafal Al-Quran.
Sesungguhnya
menghafal Al-Qur’an itu adalah ibadah, dimana pelakunya mengharapkan wajah dan
pahala Allah di akhirat. Tanpa niatan ini, dia tidak akan mendapatkan pahala
bahkan akan disiksa karena memalingkan ibadah ini ke selain Allah Azza Wajalla.
Membaca Al Quran adalah perdagangan yang tidak pernah merugi
الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ
وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً
يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29)
لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ
فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)
“Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan
menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan
diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak
akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan
menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).