Senin, 01 Juni 2020

Menghafal Alqur’an

Sejak awal turunnya, Al-Quran memang dihafal. Rasulullah sendiri adalah orang pertama yang menghafal Al-Quran, kemudian disusul oleh para sahabatnya. Dari penamaan “Al-Quran”, kemudian disusul oleh para sahabatnya. Dari bacaan yang diterima melalui pendengaran, sehingga proses transmisi Al-Quran pun tiada lain adalah dengan hafalan, adapun tulisan hanya sebagai penunjang.

Namun, banyak orang saat ini justru terlena dengan adanya mushaf Al-Quran. Tak sedikit yang akhirnya menganggap bahwa menghafal Al-Quran sudah bukan sesuatu yang diperlukan. Ada juga yang menganggap bahwa yang penting paham dan tak perlu hafal. Padahal, ulama yang mereka pegang pemahamannya saja tidak pernah memisahkan antara menghafal dan memahami, bahkan mereka sendiri adalah para penghafal Al-Quran.

Sesungguhnya menghafal Al-Qur’an itu adalah ibadah, dimana pelakunya mengharapkan wajah dan pahala Allah di akhirat. Tanpa niatan ini, dia tidak akan mendapatkan pahala bahkan akan disiksa karena memalingkan ibadah ini ke selain Allah Azza Wajalla.

Seharusnya penghafal Qur’an jangan meniatkan dalam hafalannya manfaat dunia yang dihasilkan karena hafalannya bukan barang dagangan yang dijadikan bisnis di dunia. Bahkan ia adalah ibadah yang dipersembahkan di sisi Tuhannya Tabaraka wa ta’ala. Allah telah memberikan kekhususan kepada penghafal Qur’an dengan beberapa kekhususan di dunia dan di akhirat, 

Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkan di surga kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

يقال لصاحب القرآن اقرأ وارتقِ، ورتل كما كنت ترتل في الدنيا، فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها

“akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca” (HR. Abu Daud, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

orangtua para penghafal alquran pun akan mendapatkan pertolongan.

Dalam hadits disebutkan, dari Buraidah Al Aslami ra, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda “Siapa yang membaca Alquran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini? Dijawab “Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Alquran”. (HR. Al Hakim).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar